Optimisme Pasar Pewarna Alami
Oleh: Prof. Catur Sugiyanto
Trend Pewarna Alami di Pasar Dunia
Pemasaran pewarna alami pada tahun 2018 hanya sekitar 2,4 Milyar. Namun, dengan hadirnya trend pasar dunia berpengaruh terhadap produk pewarna alami, dikutip dari Natural Dyes Market – Global Outlook and Forecast 2019-2024 menjabarkan mengenai kenaikan prosentase pada produk pewarna alami di pasar dunia, produk-warna alami saat ini tumbuh 11% per tahun. Pasar pewarna alami global diperkirakan akan menghasilkan pendapatan sekitar $5 miliar pada tahun 2025.
Kenaikan prosentase pertumbuhan pada produk pewarna alami disebabkan oleh beberapa faktor yakni:
- Growing consumer spending and awareness (meningkatnya daya beli dan kesadaran konsumen)
- Pendapatan masyarakat
- Green-minded consumers (Menjadi pilihan konsumen yang lebih menghargai lingkungan)
- Eco-friendly and highly efficient dyes (pewarna yang ramah lingkungan dan sangat efisien)
- Tightening regulations on the wastewater (adanya pengetatan peraturan tentang air limbah)
- Teknologi tanaman sumber pewarna alam
- Protective textiles, industrial textiles, medical textiles, household textiles, sportswear, and upholstery (banyak tanaman dengan sumber pewarna alam yang dibudidayakan)
Dalam pemasaran pewarna alami juga didukung oleh optimisme kedua belah pihak yakni, optimisme konsumen dan optimisme produsen.
A. Optimisme Konsumen DN (Dalam Negeri)
- Suka Jenis Klasik dan Tidak Pasaran
- Konsumen yang Mapan
- Perlu Edukasi Produk Alami – Kesadaran Lingkungan
- Cenderung Fanatik
- Berdampak Pada Perajin
- ≥ Rp 850.000 per lembar
- Kebutuhan akan produk pangan yang sehat, aman, dan halal
B. Optimisme Produsen DN (Dalam Negeri)
- Sadar
Para produsen sadar akan kebermanfaatan yang diberikan alam dan harus diolah, seperti pewarna alami ini yang dibuat dari hasil alam seperti tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan.
- Cinta
Para produsen memulai menggunakan pewarna alami karena mereka mencintai hal-hal yang mereka lakukan, salah satunya membuat kerajinan tangan yang dipadukan dengan pewarna alami sebagai tanda cinta terhadap lingkungan alam sekitar.
- Hoby
Para produsen memiliki banyak hoby yang mereka salurkan dan dipadukan dengan menggunakan pewarna alami, seperti contohnya adalah membuat kerajinan tangan yang berpadu dengan pewarna alami.
C. Edukasi dan Motivasi
Edukasi
Edukasi diberikan kepada orang-orang yang lupa akan bagaimana cara mewarnai menggunakan pewarna alam, mereka akan diajari menjadi pembatik mandiri yang mahir dengan beberapa syarat yakni:
- Calon pembatik harus memiliki ciri khasnya masing-masing
- Calon pembatik harus mampu membantu lingkungan sekitar dengan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia, seperti memanfaatkan kulit jengkol, dan membuat motif khas gunung Krakatau yang dilakukan oleh salah satu produsen batik bernama Sulastri.
Motivasi
Pemberian motivasi dilakukan oleh pemerintah dengan mendorong penggunaan pewarna alami dalam produksi batik, salah satunya di Cirebon. Sekitar 100 perajin batik digembleng agar memiliki daya saing baik di pasar lokal maupun internasional. Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Tjahya Widayanti usai pembukaan bimtek pengembangan produk di kawasan Jalan Tuparev Kabupaten Cirebon, Jabar Rabu (10/9/2019).
D. Inovasi, Media Sosial, Komunitas, dan Sinergi
Inovasi baru dari batik pewarna alam adalah “Batik Marenggo”, batik dengan warna yang eksklusif dengan beragam motif modern dan variatif. Pada tahun 2015 Pengrajin Batik Marenggo menggunakan akun media sosial, dari akun tersebut banyak orang asing tertarik dan mau belajar batik pewarna alam. Selain itu, pengrajin juga membuat komunitas di Desa, sehingga memberikan kebermanfaatan pada bidang sosial ekonomi. Batik Marenggo kemudian menjadi salah satu UKM binaan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI melalui fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR).
E. Peran Pemerintah
Pemerintah melakukan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN 2015-2035), yang mengarusutamakan keamanan lingkungan dalam proses pembangunan industri ke depan. Pada Juni 2018, Kemenperin juga memfasilitasi Batik Azmiah untuk ikut serta dalam pameran internasional yang bertajuk “Indonesia Batik For The World” di UNESCO Headquarters, Paris, Perancis.
F. (Kerjasama, Riset dan Pengembangan Bahan Pewarna Alam)
“Sasirangan”, Pewarna Alam Paling Laku.
Dekranasda Kota Banjarmasin bersama Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Banjarmasin menghadiri kegiatan Pameran Kriya Nusa tahun 2019.
Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina mengatakan jika pihaknya sudah melakukan kerja sama dengan pengrajin tektil di pulau Jawa untuk membantu memenuhi permintaan bahan baku pewarna alam dari pengrajin sasirangan di Kalsel. Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Peternakan sedang melakukan upaya untuk bisa membudidayakan tumbuhan yang menjadi bahan dasar pasta pewarna alami tersebut.
Menurut Kepala Seksi Penyelenggaraan Diklat BDI Jakarta, Tedy Hermawan di Wisata Edukasi Batik Yuliati Warno turut Desa Langgenharjo, Kecamatan Juwana, Pati, Selasa (28/1) melalui media Gatra.com mengatakan bahwa ada jenis kegiatan lain yang merupakan inovasi baru yang berkaitan dengan pewarna alami, yakni:
“Wisata edukasi batik desa Langgenharjo, Kecamatan Juwana, Pati, Jawa Tengah.
Wisata ini merupakan sarana yang dapat dijadikan wadah untuk membentuk perajin yang kompeten. Wisata ini akan difasilitasi dengan Diklat Three in One, yakni:
- Pelatihan (calon perajin akan dilatih secara intensif sehingga menjadi perajin batik yang professional)
- Sertifikasi (calon perajin akan diikutkan ujian sertifikasi dan mendapatkan sertifikat sebagai perajin batik yang kompeten)
- Penempatan kerja (setelah calon perajin melewati dua tahapan di atas, tentunya mereka akan langsung dikaryakan atau ditempatkan kerja pada lapangan yang tersedia).
Sumber: https://www.businesswire.com/news/home/20190224005075/en/Global-Market-Natural-Dyes-2019-2024-
Conten writing:
Dari PPT: Seminar dalam jaringan (SADARING)#1 INDI LPPT UGM, 15 Juli 2020